° aNaNda ScHoooL °
LogIN dLo ya... ^^v.
Bagi Yg Blm Mempunyai. Harap Registrasi terlebih dahulu.

By : adminisTraTor

Join the forum, it's quick and easy

° aNaNda ScHoooL °
LogIN dLo ya... ^^v.
Bagi Yg Blm Mempunyai. Harap Registrasi terlebih dahulu.

By : adminisTraTor
° aNaNda ScHoooL °
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
° aNaNda ScHoooL °

° aNaNda ScHoooL ° ForuM ..

Di Sarankan untuk Rajin Memposting. Oh Galih, Oh Ratna ~ Oh Hoki, Oh Adam ~.stiap member yg udh memposting sebanyak 50x. akan di perbolehkan mengganti nickname ( nama ) dengan mengkonfirmasikan kepada administrator terlebih dahulu.So. We Are The Best So Join Us.

You are not connected. Please login or register

True Story ( Renungan Buat Kita Semua )

Go down  Message [Page 1 of 1]

1True Story ( Renungan Buat Kita Semua ) Empty True Story ( Renungan Buat Kita Semua ) Thu Mar 26, 2009 12:16 am

Fvck_It_SucK_IT

Fvck_It_SucK_IT
Admin
Admin

True Story

Yu Yuan Gadis Kecil Berhati Malaikat, yang berjuang hidup dari Leukimia
Ganas. Setelah merasa tidak dapat disembuhkan lagi, ia rela melepaskan
segala-galanya
dan menyumbangkan untuk anak-anak lain yang masih punya harapan.
Sungguh .. tak abis kata2 untuk Yu Yuan. Terima kasih telah memberikan
contoh mulia kepada
kami…


Kisah ini tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki
sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah
seorang yatim piatu
dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kalimat
terakhir yang ia tinggalkan di batu nisannya adalah "saya pernah datang
dan saya
sangat penurut". Anak ini rela melepasakan pengobatan, padahal
sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar
yang didapat dari perkumpulan
orang Chinese seluruh dunia. Dia membagi dana tersebut menjadi tujuh
bagian, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang
berjuang menghadapi
kematian. Dan dia rela melepaskan pengobatannya.

Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Dia
hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30
tahun yang bertempat
tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen
Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan
pasangan hidupnya.
Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya.

Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana
papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah
papanya
menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat
menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis,
20 November jam 12.

Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai
melemah. Papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya,
maka kapan
saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi
tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, “saya makan apa, maka kamu
juga ikut
apa yang saya makan”. Kemudian, papanya memberikan dia nama Yu Yan.

Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan
seorang anak, tidak ada Asi dan juga tidak mampu membeli susu bubuk,
hanya mampu memberi
makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil anak
ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat
penurut dan sangat
patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar
serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji
Yu Yuan sangat
pintar, walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat
menyukai Yu Yuan. Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan
pelan-pelan tumbuh
dewasa.

Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa, mulai dari umur
lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah.
Mencuci baju, memasak
nasi dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia
sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki
sepasang orang tua,
sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya
mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi
seorang anak yang penurut
dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah.

Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti,
harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa
membuat papanya
yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah
mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang
lucu yang terjadi
di sekolahnya di ceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal
dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya.

Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia.
Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa
hidup bahagia
dengan papa, ia sudah sangat berbahagia. Mulai dari bulan Mei 2005 Yu
Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang
mencuci muka, ia
menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata
berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan
pendarahan
tersebut. Sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk
disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengeluarkan
darah dan tidak
mau berhenti. Dipahanya mulai bermunculan bintik-bintik merah. Dokter
tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk
diperiksa.

Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena
antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri dikursi yang
panjang untuk menutupi
hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus
mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian
mengambil sebuah
baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.
Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh
berisi darah yang
keluar dari hidung Yu Yuan.

Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk
diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena
Leukimia ganas.
Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar
300.000 $. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di
ranjang.
Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan
berbagai cara meminjam uang ke sanak saudara dan teman dan ternyata,
uang yang terkumpul
sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual
rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya
terlalu kumuh, dalam
waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.

Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus.
Dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan
papanya, air
mata pun mengalir dikala kata-kata belum sempat terlontar. “Papa saya ingin mati”.

Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, “Kamu baru berumur
8 tahun kenapa mau mati”. “Saya adalah anak yang dipungut, semua orang
berkata
nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini.”

Pada tanggal 18 juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal
huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang
berumur delapan
tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri.

Hari itu juga setelah pulang kerumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak
pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada
papanya. Dia ingin
memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya: “Setelah
saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah melihat foto ini”.
Hari kedua,
papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju
baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya
memilihkan satu
rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu
mencoba dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di
sebuah studio foto.
Yu Yuan kemudia memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin
berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada
akhirnya juga tidak
bisa menahan air matanya yang mengalir keluar. Kalau bukan karena
seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan
Bao, Yu Yuan akan
seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin.


Fvck_It_SucK_IT

Fvck_It_SucK_IT
Admin
Admin

True Story ( Sambungan yang Atas )
Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan
kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara
detail. Cerita tentang
anak yg berumur 8 tahun mengatur pemakamannya sendiri dan akhirnya
menyebar keseluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah
oleh seorang anak
kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu negara bahkan sampai ke
seluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang
dana bagi
anak ini. Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang.

Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese didunia
saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah
tercukupi. Titik
kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang.

Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan, tetapi dana terus
mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter
sudah ada
untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan
juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan. Ada
seorang teman
di-email bahkan menulis: “Yu Yuan anakku yang tercinta saya
mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu
cepat kembali ke sekolah.
Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta.”

Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan
menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota . Dana yang sudah
terkumpul, membuat
jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan
hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita
didalam sebuah
pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang
untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum
padanya. Dokter
yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi
akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan
sering sekali
muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali
melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan
dari depan dadanya,
tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak
meneteskan air mata. Yu yuan yang dari dari lahir sampai maut menjemput
tidak pernah
mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan
Yu Yuan untuk menjadi anak perempuannya. Air mata Yu Yuan pun mengalir
tak terbendung.

Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu
memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara
itu, Shii Min kaget,
dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, “Anak yang baik”. Semua
orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan
hidup dan sembuh
kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak
orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan
melakukan terapi
dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami
pendarahan dipencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai
akhirnya darah putih
dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan.

Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah
menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain.
Fisik Yu Yuan
jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah.

Pada tanggal 20 agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan:
“Tante kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya? Tanya Yu Yuan
kepada wartawan tersebut.
Wartawan tersebut menjawab, karena mereka semua adalah orang yang baik
hati”. Yu Yuan kemudia berkata : “Tante saya juga mau menjadi orang
yang baik hati”.
Wartawan itupun menjawab, “Kamu memang orang yang baik. Orang baik
harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik”. Yu yuan
dari bawah bantal
tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. “Tante ini adalah surat wasiat saya.”

Fu yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut ternyata Yu
Yuan telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah
seorang anak
yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan
diatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi
enam bagian,
dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan.

Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada
sembilan sebutan singkat tante wartawan. Dibelakang ada enam belas
sebutan dan ini
adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Tolong,……. Dan dia juga ingin
menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang- orang yang
selama ini
telah memperhatikan dia lewat surat kabar. “Sampai jumpa tante, kita
berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana
pengobatan
ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakan ini juga pada
pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu
dibagikan kepada
orang-orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh”. Surat
wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi
pipinya.

Saya pernah datang, saya sangat patuh, demikianlah kata-kata yang
keluar dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan
dipencernaan hampir
satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus
untuk bertahan hidup. Mula mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan
mengambil mie
instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu
Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan
pertolongan darurat
dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan
yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis.

Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap
tidak bisa membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit
tersebut akhirnya
meninggal dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini
melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air. Sungguh
telah pergi kedunia
lain.

Dikecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar
kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita
dengan karangan
bunga yang ditumpuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan
pelan “Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit,
kepakanlah
kedua sayapmu. Terbanglah……………” demikian kata-kata dari seorang pemuda tersebut.

Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan
gerimis. Didepan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis
mengantar kepergian
Yu Yuan. Mereka adalah papa-mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu
Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan
melepaskan pengobatan
demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.

Di depan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa.
Diatas batu nisannya tertulis, “Aku pernah datang dan aku sangat patuh”
(30 nov
1996- 22 agus 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat
riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih
hidup telah menerima
kehangatan dari dunia. Beristirahatlah gadis kecilku, nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu.

Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut
disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak
yang menerima bantuan
dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang
Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua
berasal dari
keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.

Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu
Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang
mengambang pun
terlukis diraut wajah anak tersebut. “Saya telah menerima bantuan dari
kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan, kamu pasti sedang melihat
kami diatas
sana . Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata “Aku pernah datang dan aku sangat patuh”.

Kesimpulan:

Demikianlah sebuah kisah yang sangat menggugah hati kita. Seorang anak
kecil yang berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi
kematian akibat
sakit yang dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya
kepada orang tuanya, akhirnya mendapatkan respon yang luar biasa dari
kalangan Dunia.

Walaupun hidup serba kekurangan, Dia bisa memberikan kasihnya terhadap
sesama. Inilah contoh yang seharusnya kita pun mampu melakukan hal yang
sama, berbuat
sesuatu yang bermakna bagi sesama, memberikan sedikit kehangatan dan
perhatian kepada orang yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti
inilah yang dinamakan
pribadi seorang Pengasih.

Back to top  Message [Page 1 of 1]

Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum