Sejarah Marinir
Korps Marinir memang unik, karena dalam
terminologi militer " Korps" adalah suatu kesatuan di atas tingkat
Divisi dengan tanda taktis XXX dan di bawah tingkat Kopur atau tentara.
Namun dalam tubuh Angkatan Laut, Korps Marinir di anggap sebuah "
branch" yang melengkapi isi TNI AL di samping Pelaut, Teknik, Elektro,
Supply, Khusus, Kowal dan Kesehatan.
Dalam struktur organisasi TNI AL, Korps Marinir adalah sebuah Kotama
sejajar dengan Kotama lain seperti Koarmatim, Koarmabar, Kolinlamil,
Kodikal, Seskoal dan AAL.
Sejarah Singkat Korps Marinir
Terlahir dari patriotisme pemuda yang menginginkan patahnya
belenggu kolonialisme, Korps Marinir sudah eksis sejak berkecamuknya
perang merebut kemerdekaan. Setelah gema Proklamasi 17 Agustus 1945
dikumandangkan, pada tanggal 22 Agustus 1945 Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia membentuk tiga badan yaitu Komite Nasional
Indonesia, Party Nasional Indonesia
dan Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP). Dalam lingkungan
BPKKP inilah dibentuk satu badan keamanan yang dinamakan Badan Keamanan
Rakyat (BKR). Bagi pelaksanaan tugas keamanan dan ketertiban di pantai,
lautan dan daerah-daerah pelabuhan dibentuk BKR Laut yang didirikan
pada 10 September 1945
Pada 5 Oktober 1945
Presiden mengeluarkan maklumat tentang pembentukan Tentara Keamanan
Rakyat di mana BKR menjadi inti TKR. Dengan demikian BKR Laut pun
berubah menjadi TKR Laut. TKR ini kemudian berkembang menjadi Tentara
Republik Indonesia (TRI).
Pada 15 Nopember 1945 tercantum dalam Pangkalan IV ALRI Tegal nama
Corps Mariniers (tanggal ini selanjutnya dijadikan sebagai hari lahir
Korps Marinir). Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pertahanan No. A/565/1948 pada tanggal 9 Oktober 1948 ditetapkan adanya
Korps Komando di dalam jajaran Angkatan Laut. Korps Komando Angkatan
Laut (KKO AL) kembali menggunakan nama Korps Marinir sesuai dengan
Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut No. Skep/1831/XI/1975 tanggal
15 Nopember 1975.
Seiring dengan berkembangnya jaman terutama untuk menuju
terbentuknya organisasi militer yang modern dan profesional, Korps Marinir baik secara organisatoris maupun pembinaan kekuatannya mengalami beberapa perubahan. Perubahan yang
dimaksud antara lain mulai dari penyebutan unsur kekuatan, likuidasi
beberapa satuan, penambahan kekuatan satuan baik di lingkup Komando
Pelaksana (Kolak) maupun Satuan Pelaksana (Satlak) hingga ke tingkat
pola pembinaan personel atau pengawak organisasi.
Di bidang organisasi, perubahan terakhir terjadi pada tahun 2004
di mana terbentuk kekuatan baru di jajaran Kolak Korps Marinir yakni
dengan terbentuknya Pasmar-II dan Brigif-3 Marinir.
Di masa mendatang, kekuatan Korps Marinir akan terus dikembangkan
hingga mencapai bentuk yang ideal baik dari segi kualitas maupun
kuantitas personel termasuk peralatan tempurnya.
Korps Marinir memang unik, karena dalam
terminologi militer " Korps" adalah suatu kesatuan di atas tingkat
Divisi dengan tanda taktis XXX dan di bawah tingkat Kopur atau tentara.
Namun dalam tubuh Angkatan Laut, Korps Marinir di anggap sebuah "
branch" yang melengkapi isi TNI AL di samping Pelaut, Teknik, Elektro,
Supply, Khusus, Kowal dan Kesehatan.
Dalam struktur organisasi TNI AL, Korps Marinir adalah sebuah Kotama
sejajar dengan Kotama lain seperti Koarmatim, Koarmabar, Kolinlamil,
Kodikal, Seskoal dan AAL.
Sejarah Singkat Korps Marinir
Terlahir dari patriotisme pemuda yang menginginkan patahnya
belenggu kolonialisme, Korps Marinir sudah eksis sejak berkecamuknya
perang merebut kemerdekaan. Setelah gema Proklamasi 17 Agustus 1945
dikumandangkan, pada tanggal 22 Agustus 1945 Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia membentuk tiga badan yaitu Komite Nasional
Indonesia, Party Nasional Indonesia
dan Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP). Dalam lingkungan
BPKKP inilah dibentuk satu badan keamanan yang dinamakan Badan Keamanan
Rakyat (BKR). Bagi pelaksanaan tugas keamanan dan ketertiban di pantai,
lautan dan daerah-daerah pelabuhan dibentuk BKR Laut yang didirikan
pada 10 September 1945
Pada 5 Oktober 1945
Presiden mengeluarkan maklumat tentang pembentukan Tentara Keamanan
Rakyat di mana BKR menjadi inti TKR. Dengan demikian BKR Laut pun
berubah menjadi TKR Laut. TKR ini kemudian berkembang menjadi Tentara
Republik Indonesia (TRI).
Pada 15 Nopember 1945 tercantum dalam Pangkalan IV ALRI Tegal nama
Corps Mariniers (tanggal ini selanjutnya dijadikan sebagai hari lahir
Korps Marinir). Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pertahanan No. A/565/1948 pada tanggal 9 Oktober 1948 ditetapkan adanya
Korps Komando di dalam jajaran Angkatan Laut. Korps Komando Angkatan
Laut (KKO AL) kembali menggunakan nama Korps Marinir sesuai dengan
Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut No. Skep/1831/XI/1975 tanggal
15 Nopember 1975.
Seiring dengan berkembangnya jaman terutama untuk menuju
terbentuknya organisasi militer yang modern dan profesional, Korps Marinir baik secara organisatoris maupun pembinaan kekuatannya mengalami beberapa perubahan. Perubahan yang
dimaksud antara lain mulai dari penyebutan unsur kekuatan, likuidasi
beberapa satuan, penambahan kekuatan satuan baik di lingkup Komando
Pelaksana (Kolak) maupun Satuan Pelaksana (Satlak) hingga ke tingkat
pola pembinaan personel atau pengawak organisasi.
Di bidang organisasi, perubahan terakhir terjadi pada tahun 2004
di mana terbentuk kekuatan baru di jajaran Kolak Korps Marinir yakni
dengan terbentuknya Pasmar-II dan Brigif-3 Marinir.
Di masa mendatang, kekuatan Korps Marinir akan terus dikembangkan
hingga mencapai bentuk yang ideal baik dari segi kualitas maupun
kuantitas personel termasuk peralatan tempurnya.